Seruni

rividia

rividia

Artikel Terbaru

Ruwat Bumi Guci 4 ~ Fungsi Tradisi Ruwat Bumi Guci

Tradisi ruwat bumi merupakan bentuk folklore Sebagian lisan karena dalam tradisi tersebut terdapat kegiatan atau Tindakan yang nyata oleh masyarakat. Selain itu juga terdapat makna ubarampe yang digunakan dalam tradisi ruwat bumi, dari makna tersebut mempunyai Fungsi bagi masyarakat, fungsi-fungsi yang dimaksud yaitu sebagai berikut.

Fungsi Spiritual
Tradisi ruwat bumi mempunyai fungsi spiritual karena tradisi tersebut dilakukan tanpa adanya keterpaksaan dan dari kesadaran warga masyarakatnya sendiri. Hal tersebut sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dan penghormatan kepada para leluhur karena dalam tradisi terdapat syukuran, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Tradisi ruwat bumi di Desa Guci merupakan bentuk syukuran Bersama atau orang menyebut hajatan besar karena melibatkan masyarakat Desa Guci dan Pekandangan yang mengikuti tradisi tersebut disuatu tempat dan semua warga masyarakat berkumpul menjadi satu dan wajib hukumnya harus dilaksanakan setiap setahun sekali.

Menurut cerita dari juru kunci atau sesepuh Desa Guci, dahulu ada cerita tentang mbah Klitik yang pertama menemukan Desa Guci dan menemukan mata air panas dan dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Untuk mengenang jasa beliau diadakanlah ruwat bumi atau orang menyebutnya dengan syukuran.

Fungsi Religi
Fungsi religi dalam tradisi ruwat bumi karena dalam tradisi tersebut terdapat doa-doa. Salah satu contohnya ada prosesi istighozahan yang merupakan tahlilan atau doa bersama sebelum pelaksanaan tradisi ruwat bumi. Ada juga do’a Bersama pada awal pelaksanaan dan do’a Bersama setelah pelaksanaan atau do’a penutup tradisi ruwat bumi.

Fungsi Melestarikan Kebudayaan
Salah satu fungsi dalam tradisi ruwat bumi yaitu untuk melestarikan kebudayaan yang dimiliki Desa Guci dan Pekandangan. Dalam tradisi ruwat bumi mengandung pesan untuk generasi muda agar melestarikan tradisi tersebut warisan dari leluhur. Oleh sebab itu sebagai penerus yang baik dan peduli akan tradisi dan adat istiadat yang dimiliki kita harus tetap melestarikannya. Tradisi ini merupakan asset budaya daerah setempat dan merupakan peninggalan dari nenek moyang yang berharga, sehingga harus dijaga dan dilestarikan. Hal ini yang membuat tradisi ruwat bumi harus tetap dilakukan setiap setahun sekali, agar tradisi tersebut tidak hilang dimakan zaman.

Fungsi Sosial
Tradisi ruwat bumi mempunyai fungsi sosial karena menurut Abah Dakot supaya masyarakat atau orang Jawa berkata adat jawanya dipakai yang terpenting tidak melanggar aturan, seperti berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing. Jadi dalam tradisi ruwat bumi tidak memaksakan orang-orang harus percaya atau tidak karena itu dikembalikan pada masing-masing orang yang menilai. Intinya harus selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Fungsi sosial yang lainnya yaitu sikap saling tolong menolong dan bergotong royong menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam tradisi ruwat bumi. Bersedekah hasil bumi yang diperoleh warga untuk masyarakat sekitar dan para pengunjung.

Warga masyarakat Desa Pekandangan dan Guci yang memiliki Rasa solidaritas dan kebersamaan tinggi dalam tradisi ruwat bumi walau dari kecamatan yang berbeda tetapi tetap kompak, Bersatu, gayeng, dan Bahagia. Dampak positif tersebut juga dirasakan oleh warga masyarakat, pengunjung baik dari luar desa bahkan luar kota.